Ku akui tak mudah bagiku ketika
aku berhadapan dengan sebuah pena dan secarik kertas. ketika kuingin merangkai
kata menjadi kalimat yang tertuang sempurna lewat sebuah tulisan, aku harus
berhadapan dengan emosi dan perasaanku. kadang perasaanku melemah dalam bahasa
emosiku sendiri.. . .namun tak ada harmony atau irama yang mengiringiku, tapi
Jemariku tetap ingin menari bersama tangan dan sayap sang malam melawan sedikit
emosi yang memuncak tak terduga.
Terkadang aku diam terpaku,
menikmati kesunyian malam hanya sekedar mendengar suara dari gema malam dan
bisikan alam agar kubisa menuliskan indahnya kerinduan. walau cahaya bulan
meredup, aku berharap bisa merangkai kata berteman cahaya kunang kunang malam
yang sediamenghampiri.
Jika malam tlah lelah denganku
dan pagi membuka pintunya untuk mentari, rasanya aku tetap ingin sembunyi
mendiami sudut yang paling sunyi dari kegelapan, dimana kubisa jadikan ruang
yang tenang untuk merangkai kata dari kerinduan yang tak berujung ini.. . . . .
Dan untukmu yang telah menciptakan
rindu ini, Mengapa kau ciptakan lewat bayangan untukku ? rindu ini tak mudah
kuartikan dan kujalani sendiri, sedang aku tak tau bagaimana kau merindukanku.
Namun salahkah aku merindukanmu .
. ? tapi kuharap rindu ini benar adanya, walau hanya tertulis dalam sebuah
tulisan. aku kan tetap merangkai tulisan dari kejujuranku untukmu,
Apa yang ku tulis ini bukan alibi
kepalsuan bahasa bagiku hanyalah sekedar ucapan namun aku kan selalu
Menghadirkan makna dalam bait tulisanku, agar kau bisa memahami kejujuran yang
kurangkai lewat tulisan. mungkin saja kau tak tau ketika aku pada sebuah
tulisan, aku selalu mengindahkan dirimu, merangkai indah senyummu, indah
lakumu, semua tentangmu.
Bila suatu saat ku tau kusalah
merindukanmu, maafkanlah jika aku kurang bijaksana karena tlah menuliskan
cerita kerindauan ini untukmu. bila suatu saat kau anggap aku hanyalah sebuah
tulisan Tanpa makna, Aku pun tak kan membencimu sebab di dirimu kudapati
keindahan ini. karena aku tak pantas membenci sebuah keindahan, karena indah
itu adalah anugerah.
Yaa . . .ketika aku menjadi
tulisan janganlah kau membenci karena itulah aku yang bertandang menemui sang
malam secarik kertas adalah raga bagiku setitik tinta adalah darah bagiku aku
kerinduan yang berpesan pada angin malam yang menyentuh kedalam jiwamu wahai
insan . . .
Biarlah pasir bertaburan kan
kukumpulkan ia menjadi gurun tulisanku biarlah dipantai ombak berkejaranku kan
tetap disini menunggu rindumu meski rindu ini menjadi bayangan , . .aku hanya
tulisan ciptaan malam yang merindumu namun rindu ini adalah sebuah kenikmatan
indah yang tlah kau ciptakan untukku .
Kuingin, aku adalah tulisan dari
kejujuran hatiku Makna dari ke Cintaanku yang selalu mengindahkanmu meski kau
tak pernah tau itu , . .. . . . .Kembali kutuliskan rinduku kepadamu,
sumber : Sinopsis Kerinduan Google.com