Hiduplah engkau wahai sayangku
sebagai hidup yang sebenar hidup…
Janganlah engkau seperti aku
Yang telah mati selagi hidup;
mati semangat…,
mati cita-cita ...
dan mati jiwa….,
karena cahaya harapan ku telah pudar
telah padam di dalam kalbu…
Terbanglah engkau mengharungi angkasa
kehidupan,
seperti burung elang terbang tanpa
ragu….
Tanpa terhambat oleh samudera yang
terbentang di bawahnya…,
atau oleh hamparan hutan belantara yang
berada di daratan sana…"
Dalam kesendirian Ku,
sungguh aku tak mampu membendung
bulir-bulir air mata
dari mata ku yang sudah mulai cekung
menahan tangis kerinduan,
engkau memang tak pernah banyak bicara
kepadaku,
seperti tak pernah menyetujui apapun
yang kulakukan.
Seperti ketika aku memandang dalam gelap
harapanku yang selalu ingin bersamamu
Aku menyesal aku memang bukanlah yang
terbaik bagimu
Yang tak bisa menemanimu dalam nyata
Yang tak dapat memberikanmu senyuman
kedamaian
Dalam kehidupan, dalam kenyataan
Bangunlah sayang ku...
Jangan hiraukan aku yang telah mati
dengan cinta ini
Takdir tuhan telah menentukan
keterlambatan kita untuk bertemu
Takdir Tuhan telah menetukan aku hanya
bisa memilikimu
Dalam bayangan semu
Tuhan berikanlah dia kebahagiaan
Berikan padaku semua penderitaannya
Cintailah Dia yang aku cintai
Hukumlah aku atas kesalahannya
Maaf.. aku sedang sakit
Dan hanya kamu yang dapat menyembuhkan sakitku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar