Aku kira cinta itu tak sesakit ini, seperti
cerita-cerita mereka yang telah merasakan sakit karena patah oleh cinta. Bukan
karena aku tak pernah merasakan jatuh cinta, tapi terlebih karena cinta dan
sakit yang dulu aku rasakan biasa-biasa saja, meski memang sakit” Tapi tak
sampai aku harus menangis hingga semalam suntuk atau menyendiri seolah hidup
sendiri saja, apa lagi jika harus
menelantarkan tugas-tugasku,.. dan pekerjaan ku
Tapi semua menjadi
berbeda ketika aku mengenal cinta yang kau biarkan secara perlahan di hatiku,
yang merembes secara sempurna hingga aku tak menyadari seluruh ruang hatiku
telah terisi namamu.
Ya aku jatuh
cinta, jatuh pada rasa yang tak aku mengerti, jatuh yang ketika kubisikkan atas
tanya di hatiku, tak pernah menemukan jawaban yang pasti! Hingga di suatu senja
yang kering, ku ungkap rasa ini, ku coba meminang cinta dengan persembahan
rasaku yang memerah semu. Dan hai! cinta itu tak bertepuk sebelah tangan.
Tanganku tersambut dengan mesra, membuat jantungku berdetak tak menentu, pun
membiarkan hatiku menjerit girang, bahagia.
Ternyata benar apa
yang mereka katakan ‘cinta itu adalah sakit!’, maka seperti itulah yang aku rasakan! sebelum ku
tahu bahwa ku jatuh pada hatimu yang curam, sebelum kutepis bahwa aku kagum
padamu hanya karena ku menyayangi mu namun engkau juga menyayangi orang lain.
Ya di sebelum semuaa itu, aku memang slalu
bertanya dalam hati kecilku, mengapa melihatmu adalah sesak di hatiku? Bahkan
terkadang jantungku pun ikut berirama tak normal?. Ternyata itulah cinta! Dan
sakit itu semakin parah, ketika rasa itu kita ikat dalam ikatan yang bahkan
kita tak tahu harus menamainya apa!
Awalnya ku kira
sesak dan detak jantung ini akan memulih beriring hadirmu dalam hidupku, tapi
aku salah! Karena tak hanya penyakit cinta yang semakin kronis mengrogotiku,
tapi rindu, cemburu, prasangka, butuh dan entah apalagi yang pun datang
menyerangku, Komplikasi.
Aku sakit, ya
sakit karenamu! ah atau akulah yang telah menganiaya diriku dengan membiarkan
sakit itu membunuhku dengan manis
Tak pernah terbesit
di hatiku bahwa cinta yang dulu Kau
tawarkan akhirnya kaulah yang merampasnya kembali. Setidaknya
begitulah menurutku, sebab di akhir kisah itu akulah yang mendapat luka, menoreh batas antara kau dan aku! “APAPUN YANG TERJADI ENGKAU HARUS JADI MILIKKU” itulah segaris kata tegas yang sempat ku
torehkan di deretan bait kesahku padamu!
Sehalaman Inbox yang mungkin masih kau simpan atau tlah kau hapus
dari inboxmu, entahlah!.
Ku sadari semua
adalah salahku, tapi mengapa kau tak bertanya mengapa ku lakukan semua itu? Tak
tahukah bahwa saat itu ku hanya ingin menarik perhatianmu, menyadarkanmu kalau
ada aku yang merindukanmu, merindukanmu dalam
bisumu yang bahkan rasaku pun tak bisa memahaminya. Aku hanya ingin kebahagiaan
bersamamu..
Maaf.. Hingga
aku hapuskanmu dari list pertemananku!
Dan berakhir pada surat inbox yang tak pernah terbalaskan!
Tak berniat ku
hapus kau dari hatiku seperti aku menghapusmu dari list pertemananku, pun tak
pernah berfikir meniadakanmu dalam jiwaku. Apata lagi harus memutuskan cinta di hatiku. Tidak! Nyaris
tak pernah! Namun waktu berkata lain, sifat kekanak-kanakanku yang mengambil
tindakan bodoh itu ternyata tak masuk di akal. Dan tanpa ba bi bu kau pun pergi
bahkan ketika ku mengemis memintamu kembali, tetap saja kau enggan menoleh
sedikitpun padaku...
bahkan kau mengiming iming kebersamaan mu bersamanya... aku sakit,, aku
cemburu.. aku hancur..
Pernah
aku berfikir untuk mengahcurkan semua... pernah aku berfikir untuk melenyapkan
dia dari hidupmu.. . untung saja masih ada yang mencegahku.. sampai hari itu
terjadi emosi ku yang tak mampu aku bendung lagi.. kebodohan ku yang tak dapat
aku naluri lagi...
Sampai
detik ini setiap kali aku mengingatmu.. malam ku pun terasa tak berarti..
hidupkupun terasa tak berguna..
Hari ini, aku ingin lepaskan mu dari
hatiku... adaikan
aku mampu...
Andaikan
aku mampu aku ingin menghapus semua yang ada cintaku sayang ku rinduku, aku
ingin menghapusnya... Semoga aku mampu...
Aku percaya, apa yang engkau laukan hanya
untuk ku , aku percaya engkau
masih mencintaiku dan mungkin terlalu mencintaiku. Hingga tak ingin menambah
luka di hatiku dengan memutuskan tak lagi ada untukku, atau seperti
pernyataanmu di catatanku dulu “hidup
harus memilih.. dan terkadang pilihan kita bukan yang terbaik dan aku lah yang bukan terbaik
bagimu
Mungkin ini
yang engkau inginkan selama ini,, lepas dari bayang bayangku... lepas dari
semua yang ada pada diriku...
Baiklah...
baiklah, .. mungkin inilah jalan satu satunya agar engkau bisa tenang bersama
dia..
Aku akan
pura pura tidak mengenalmu.. dan semua yang ada disekitarmu... baiklah aku akan
pergi... meninggalkan semua ... antara kita..
Biarlah cinta
ini tetap hadir dalam diriku... walau aku tidak bisa melihatmu.. biarlah rasa
ini ... kan ku bawa dalam sisa hidupku sampai dalam peti matiku...
Ini Pesan terakirku
padamu andai engkau bisa membaca pesan ini...
“Anggap
aku telah mati... anggap aku telah meninggalkan dunia ini... Anggap aku sudah
tidak ada dalam kehidupan ini.. “
Semoga
engkau bahagia bersama orang yang engkau pilih.. Semoga Engkau Menikmati
hidupmu
Terimakasih
atas cinta yang telah engkau berikan padaku... terima kasih atas semua kenangan,
kebersaman, kasih sayang, yang telah yeng telah membuat aku bahagia waktu itu”
Dan Maaf...
atas semua kata kataku, tingkah lakuku dan semua rasa yang telah membuat engkau
tidak tenang, maaf..
“SEMOGA
ENGKAU BAHAGIA”