Kini kepada langit ku ceritakan segala
tanya tentangmu, padamu yang semakin tak tahu ada di mana.
Memang benar raga kita begitu dekat,
sedekat depa yang tak lagi bisa di sebut jauh. Namun kini, batas hati kita
sejarak senja dan bibir laut yang tak pernah bersentuhan…
Lalu akankah kita menyebut ini cinta, ini
bukan cinta, ini hanya ketiadaan yang diam-diam di-adakan oleh kesedihanku.
Mencoba merawatnya dengan kesunyian dan kenyerianku sendiri. Menanamnya di
sepinya rongga jiwaku, membuatku tersudut dan akhirnya jatuh terlalu dalam pada
kesetiaan yang teramat sangat, itulah aku.
Dan inilah sakit, ketika mencintaimu dalam
kesendirian. Dan inilah luka, ketika merindukanmu dalam kehilangan..
Dan sayangnya aku menikmati keterdukaan
ini, sebab cintaku tlah ku abadikan sejak ssebelum cinta itu sendiri
melontarkan kebahagian dalam kecemasanku..
Lalu ketika kau bertanya padaku, akankah
aku bertahan menjadi aku yang mencintaimu…?
Maka cobalah bertanya…
Mengapa aku ada ketika cinta bahkan tak
mengakuiku?
Cinta, aku dan kamu tlah menjadi cahaya di
rumah dukaku.. tlah menjadi udara di sesaknya sepiku, tlah menjadi tanah tempat
ku pijakkan kebahagiaanku…
Karenanya jangan pernah tanyakan sejauh apa
aku akan bertahan, sebab sepertinya ia akan selamanya….
Puisi Karya :
Rianaadzkya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar