Rabu, 19 Februari 2014

MAAF..

Inilah aku seperti biasa teringat kamu, tak ada yang tahu. Hanya aku, sepi dan pemilik dari kesepian yang menyaksikan butiran luka ini.

Bukan tanpa alasan aku seperti ini hidup dalam kesunyian dalam luka yang tak mampu aku sembuhkan, luka yang telah membawaku terlalu jauh, dan aku tahu pasti, semakin aku melangkah membawamu bersamaku, maka semakin akan terluka hatiku.

Maafkan aku ...
aku libatkan engkau dalam cintaku. Aku bisa apa untuk membayar semua salahku, sedang ku tahu untuk melangkah dan pergi tanpa membawamu di sisiku, nyaris telah melumpuhkan akalku.

Benar, setiap ku putuskan berfikir untuk ikhlaskanmu, setiap itu pula guncangan di jiwaku berontak tanpa ampun. Aku telah gila, sepertinya.

Maafkan, maaf sebab hanya bisa mengatakan ini sembari terdiam di sudut waktu, tak pernah peduli nyaman atau tidakkah hatimu dengan hadirku.
Maafkan aku, mungkin benar selamanya ku takkan baik untukmu.

Sebenarnya mudah saja menyelesaikan semua ini, tapi dalamnya rasaku lebih kuat menahanku. Waktu yang telah habis untuk mencintaimu takkan seberapa di banding kekuatan hatiku untuk mengukir masa depan bersamamu.

Ku akui, setiap kali ingin lepaskanmu sebenarnya itu tak benar-benar dari hatiku.
Mana mungkin ku lakukan itu, bahkan ketika memikirnya jiwaku seperti bukan jiwaku lagi.
Tidak, aku tak bermaksud ingin menyalahkanmu.
Aku hanya meminta maaf, kalau-kalau adaku di hidupmu tak membuatmu nyaman.

Maafkan aku, bahkan untuk sesuatu yang kini ku fikirkan.
Tentang mengapa tak kau hentikan saja diriku, menghentikanku terus saja seperti ini.
Walau tak mungkin menghentikanku untuk terus mencintaimu, setidaknya  hentikan aku untuk menunjukan rasa ini terus menerus.
Tapi bagaimana mungkin aku berfikir seperti ini, sudah berapa lama aku membuatmu tak menyaman.
Dan tak malu memikirkan agar kau lakukan itu untukku?

Iya, harusnya. Harusnya ku bawa sendiri cinta ini, lalu biar lukanya kurasakan sendiri saja.


byrianaadzkya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar